Tidak ada kehinaan yang paling hina pada seseorang kecuali kondisi hatinya yang selalu lengket dengan suasana bumi.(Ibn al-Jauziy)

01/04/09

Pilihan

Maha suci Allah yang telah memberikan hati kepada manusia untuk mampu memilih kebaikan. Dengan hati, kita memutuskan pilihan-pilihan dalam hidup kita. Namun terkadang hati itu dikuasai oleh hawa nafsu atau bisikan syaitan sehingga hati yang yang fitrahnya akan memilih kebaikan daripada keburukan itu menjadi tidak berfungsi.

Hati yang dikuasai hawa nafsu akan mempengaruhi keputusan seseorang dalam memilih. Walaupun kita mengetahui kehidupan akhirat itu lebih baik daripada kehidupan dunia, tapi jika hati kita selalu mengikuti hawa nafsu maka hasrat untuk memiliki dunia dan isinya akan menguasai hati kita dan akhirnya kita akan mengejar dunia seperti orang gila.

Hati seperti itu hanya akan memilih semua hal-hal yang dapat menguntungkan dunianya saja. Tidak ada salahnya kita mencari keuntungan dunia, asalkan tidak mengurangi keimanan kita dan dapat menjadi jalan untuk meraih akhirat kita.


Seseorang bisa lebih memilih orang yang akan dijadikan menantu, suami, istri, teman, atau relasi apapun kepada orang yang memiliki embel-embel dunia seperti kaya, punya jabatan, punya gelar S3, darah biru, dll (tapi bukan orang yang baik agamanya) dibandingkan memilih orang yang biasa-biasa saja tapi dia seorang yang sholeh/sholehah.

Ada orang yang lebih berharap memiliki:
Suami yang kaya dari pada mensyukuri suami yang menjaga diri dan keluarganya dari harta yang haram.

Istri yang bekerja di luar rumah yang dapat dipamerkan statusnya sebagai wanita karir atau dipamerkan kecantikannya daripada istri yang senantiasa menjaga rumahnya dari kemaksiatan dan mendidik anak-anaknya dengan didikan Islami

Anak yg bergaya kebarat-baratan baik dari pergaulan, sikap, penampilannya daripada anak yang menjalankan aturan-aturan Islam

Teman yang pintar (hal-hal dunia tapi kurang dalam masalah agamanya) dan punya mobil daripada teman yang suka ikut pengajian tapi naik angkutan umum.

Atau harapan-harapan rendahan (rendah dihadapan Allah) lain yang dipilih menjadi jalan hidupnya.

Kita dapat mengetahui bagaimana keadaan hati kita dengan melihat pilihan-pilihan hidup yang telah kita putuskan. Pilihan kita adalah cerminan hati kita. Apa yang keluar dari sikap-sikap kita adalah apa yang ada di dalam hati kita.

Jiwa itu akan mencari sejenisnya. Jika ia sebuah jiwa yang selalu mendahulukan akhirat daripada dunia, maka ia akan mencari jiwa lain yang juga lebih mencintai akhirat daripada dunia. Tetapi jika ia adalah jiwa yang suka mengikuti hawa nafsu dan mencintai dunia, maka ia akan mencari dan lebih memilih jiwa yang juga mencintai dunia atau jiwa yang dapat memenuhi kebutuhan dunianya.

Bagaimana dengan pilihan-pilihan kita selama ini?

0 comments:

Posting Komentar

Poskan Komentar

Read me...

free counters
 
bisnis internet